Mendidik Buah Hati dengan Keteladanan
Mendidik Buah Hati dengan Keteladanan
Ibu, Bapak yang semoga senantiasa dirahmati Alloh ta ala…
Anak yang shalih dan shalihah merupakan dambaan semua orang tua. Kedudukan seorang anak bagi orang tua, selain sebagai penambah kebahagiaan hidup berumah tangga juga merupakan investasi akhirat yang buahnya tidak hanya bisa dipetik di dunia dengan bakti mereka namun juga kelak di akhirat. Sungguh besar keutamaan memiliki anak yang shalih dan shalihah. Lalu, bagaimana peran orang tua dalam membentuk karakter anak shalih dan shalihah di rumah?
Ibu, Bapak yang semoga senantiasa dirahmati Alloh ta ala…
Salah satu metode Rasululloh dalam membentuk karakter para shahabat adalah dengan metode uswatun hasanah (keteladanan). Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS.Al-Ahzab:21).
Terbukti metode ini sangat manjur membentuk karakter para shahabat. Salah satu contoh keteladanan Rasululloh adalah pada tahun ke-6 setelah hijriyah ketika beliau dan para shahabat hendak melaksanakan umroh namun harus rela mundur dan kembali karena sesuai kesepakatan dengan kaum Quraisy mereka tidak bisa umroh pada saat itu. Setelah kesepakatan tercapai, Rasululloh memerintahkan hingga 3 kali kepada para shahabat untuk berqurban dan bercukur sebagaimana layaknya orang yang telah beribadah umroh. Namun, para shahabat tidak ada seorang pun yang mentaatinya. Hingga akhirnya, ummu Salamah radhiyallohu anha- istri beliau- menyarankan beliau untuk berqurban dan bercukur tanpa menunggu reaksi para shahabat. Memang benar, ternyata para shahabat segera meniru perbuatan yang dilakukan Rasululloh. Sungguh keteladanan, lebih meninggalkan bekas pada jiwa seseorang dibandingkan ribuan kata maupun nasehat.
Dalam kehidupan kita, seorang anak yang terbiasa melihat orang tuanya bersedekah kepada faqir miskin akan timbul keinginan untuk melakukan hal yang sama, begitu juga seorang anak yang terbiasa melihat hal yang buruk di lingkungan tempat tinggalnya, ia akan cenderung mencontoh perilaku tersebut. Lingkungan adalah guru bagi seorang anak, sebab seorang anak adalah imitator ulung (peniru ulung). Mereka meniru pada siapa saja yang ada disekitarnya bahkan orang yang sama sekali tidak dikenalnya sekalipun di jalan. Betapa besar efek tersebut apabila sifat dasar anak yang suka meniru ini tidak kita arahkan atau manfaatkan untuk hal-hal yang positif. Sehingga, apabila Ibu/ Bapak ingin mempunyai buah hati yang mencintai Al-Quran maka mulailah menjadi orang tua yang mencintai Al-Quran. Biarkanlah ananda melihat dan merasakan cinta kedua orang tuanya terhadap Al-Quran. Biasakanlah mereka melihat orang tuanya hanyut dalam bacaan Al-Quran dan melihat Al-Quranlah yang akrab di jemari kita, bukan gadget.
Hiasilah rumah Ibu/Bapak dengan lantunan ayat Al-Quran. Seorang anak yang senantiasa melihat orang tuanya asyik membaca Al-Quran tiap hari, akan tergerak hatinya untuk mengikuti. Sifat dasar anak yang selalu penasaran dengan hal disekelilingnya akan tergelitik untuk mengetahui kenikmatan apa yang orang tuanya peroleh hingga asyik dalam bacaan Al-Qurannya, pada saat itulah ajaklah mereka untuk turut serta mengaji, menghafal, dan memahami Al-Quran. Bahkan merekalah kelak yang akan mengingatkan ketika kita alpa dalam melaksanakan kebiasan baik yang kita teladankan.
Begitu juga apabila Ibu/ Bapak menginginkan ananda menjadi pribadi yang suka bersedekah. Ajaklah mereka melihat lebih dekat orang-orang di sekitar kita yang kekurangan dari segi materi, biarkan ananda melihat bagaimana cara kita menolong mereka dengan menyisihkan harta kita. Tunjukkan ekspresi kebahagiaan kita saat bisa berbagi dengan sesama. Naluri mereka akan bertanya, mengapa kita begitu bahagia saat bisa bersedekah dan saat itulah waktu yang tepat untuk menanamkan pesan moriil dan mengajak mereka untuk turut serta bersedekah.
Inilah peran utama orang tua pada buah hati di rumah yaitu sebagai uswatun hasanah yang mengajarkan keteladanan yang baik pada ananda selama di rumah.
Semoga Alloh ta ala memudahkan kita semua dalam memberikan keteladanan yang baik pada buah hati kita. Allahu a lam.
Penulis : Ustadzah Ummu Aisyah